RADANG
PANGGUL
Penyakit
radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disesase (PID) merupakan istilah yang
merujuk pada suatu infeksi pada uterus, tuba falopii, dan organ reproduksi
lainnya. Penyakit ini merupakan komplikasi yang umum terjadi pada penyakit-penyakit
menular seksual. Yang disebabkan oleh Chlamydia dan gonorrhea. PID dapat
merusak tuba falopii dan jaringan yang dekat dengan uterus dan ovarium.
Berdasarkan
data epidemiologis yang dikeluarkan oleh center of disease control and
prevention (CDC) di Amerika pada tahun 2008 disebutkan bahwa lebih dari 1 juta
wanita pernah mengalami riwayat PID akut dalam kehidupannya. Dan lebih dari
seratus ribu wanita menjadi infertile setiap tahun nya karena PID dan proporsi
semakin besar dari kejadian kehamilan ektopik setiap tahunnya terkait dengan
dampak lanjutan dari PID yang tidak tertangani dengan baik.
Setiap
wanita sesungguh nya memiliki barrier fisiologis yang menyebabkan kuman-kuman
mengalami hambatan mekanik, biokemik, dan imunologis, baik itu pada vagina,
ostium uteri eksternum, kavum uterus, maupun pada lumen tuba uterina fallopi.
Bentuk-bentuk hambatan itu diantaranya : epitel vagina wanita dewasa yang cukup
tebal dan terdiri atas glikogen, serta basil Doderline yang memunkinkan
pembuatan asidumlaktikum sehingga terdapat reaksi asam dalam vagina, yang
selanjutnya memperkuat daya tahan vagina. Walaupun dalam vagina terdapat banyak
kuman lain, akan tetapi dalam keadaan normal hasil Dorerline lebih dominan. Pada
serviks uteri terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan lendir yang alkalis
serta mengental dibawah kanalis servikalis dan ini menyulitkan masuknya kuman
keatas. Getaran rambut getar pada mukosa tuba falopii menyebabkan arah
pergerakannya menuju uterus dan hal ini disokong oleh gerakan peristaltic tuba
yang merupakan halangan pada infeksi yang terus meluas pada peritoneum. Barrier
fisiologis ini akan mengganggu pada keadaan-keadaan perdarahan, abortus, dan
instrumentasi kanalis servikalis.
PENYEBAB
PID (radang panggul)
Penyebab
PID biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga menyebabkan penyakit
menular seksual lainnya. Diantaranya adalah C.Trachometis, N.Gonorrhoeae, Escherichia
colli (organisme gram negative yang enteric), Bacteroides Fragilis, dan
Mycoplasma Genetalium. Sedangkan penyakit lainnya yang lebih jarang terjadi
adalah Aktinomikosis (infeksi jamur), Skistosomiasis (infeksi parasite), dan
penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus. PID terjadi jika
mikroorganisme penyebab tersebut bergerak naik ke vagina atau serviks menuju
organ reproduksi diatasnya. Dan kuman terbanyak penyebab PID ini adalah
Gonorrhea dan Chlamdia, yang juga penyebab penyakit menular seksual terbanyak.
Wanita yang mulai aktivitas seksualnya pada usia remaja yang juga
berganti-ganti pasangan (dibawah usia 25 tahun) memiliki resiko lebih tinggi
dibandingkan wanita yang berusia diatas 25 tahun. Hal ini dikarena kan serviks
pada remaja peremuan dan wanita muda belum sepenuhnya matang, sehingga
meningkatkan suseptibilitas terkena penyakit menular seksual yang berkaitan
pula dengan PID tersebut. Factor resiko lainnya, berganti-ganti pasangn
seksual, sering mencuci vagina dengan produk pembersih padahal dapat merubah
suasana (PH) vagina sehingga kuman mudah untuk menembus barrier alamiah
tersebut. Wanita yang menggunakan IUD juga memiliki resiko untuk menderita PID
dibandingkan wanita yang tidak menggunakan IUD, terutama dalam 4 bulan setelah
pemasangan IUD, hal ini disebabkan adanya penghubung yang memudahkan kuman
masuk kedalam uterus. Namun resiko ini dapat dicegah, jika sebelum pemasangan
telah dilakukan pemeriksaan terhadap kemunkinan menderita penyakit seksual
sebelumnya. Disamping itu factor resiko lainnya adalah pada saat menstruasi,
dimana minggu pertama haid merupakan periode rawan untuk PID, karena jaringan
nekrotik merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan N. Gonorrhoeae,
oleh karenanya, penting diperhatikan oleh wanita yang sedang menstruasi untuk
meningkatkan kebersihan daerh sekitar kemaluannya.
GEJALA
KLINIS
Keluhan
yang dirasakan pasien penderita PID biasanya beragam. Mulai dari tidak ada
keluhan sampai dengan keluhan yang sangat berat. Keluhan-keluhan tersebut dapat
berupa demam, keluar cairan dari vagina dengan warna konsistensi, dan bau yang
abnormal, timbul bercak-bercak kemerahan dicelana dalam. Nyeri senggama, nyeri
saat buang air kecil, menstruasi yang tidak teratur, kram perut saat
menstruasi, terjadi perdarahan hebat saat menstruasi, nyeri pada daerah perut
bawah dan dapat memburuk jika disertai dengan mual dan muntah, serta kelelahan
yang disertai dengan kurang nafsu makan.
Jika abses pecah, akan terasa nyeri mendadak pada perut bagian bawah,
dimana daerah nyeri tersebut menjelar diseluruh dinding perut yang
mengakibatkan peritonitis generalisata. Juga dapat ditemukan anemia pada abses
pelvik yang telah berlangsung beberapa minggu.
PID
sulit didiagnosis karena sering sekali gejala yang ditunjukan begitu tidak
kelihatan dan biasanya ringan. Penyakit PID tidak terdeteksi dan gejalanya
tidak spesifik. Dalam membantu diagnose PID, dapat dilakukan pemeriksaan darah
untuk melihat dari sel darah putih (leukosit) yang menandakan terjadinya
infeksi, serta peningkatan c-reactive protein (CRP) dan laju endap darah (tidak
spesifik). Kemudian kultur untuk gonorroeae dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnostic, ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG
abdomen atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba falopii dan alat
reproduksi lainya. Biopsy endometrium dopakai untuk melihat adanya infeksi.
DIAGNOSA
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dilakukan
pemeriksaan panggul dan perabaan perut. Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1. Pemerikaan
darah lengkap
2. Pemeriksaan
darah serviks
3. Kuldosintesis
4. Laparaskopi
5. USG
panggul
PENGOBATAN
Pengobatan
dapat diobati dengan beberapa macam antibiotika. Namun pemberian antibiotika
ini tidak sepenuhnya mengembalikan kondisi pasien apabila telah terjadi
kerusakan organ reproduksi. Pemberian antibiotika akan mencegah kerusakan lebih
lanjut pada saluran reproduksi wanita. Antibiotika ini dapat diberikan secara
oral maupun injeksi. Antibiotika yang dapat digunakan antara lain: ofloxacin dn
doxycycline. Dimana lamanya pengobatan ini biasanya kurang lebih 14 hari.
Definisi Sunat / Sirkumsisi
BalasHapusSirkumsisi merupakan perbuatan merendahkan preputium penis maka gland penis jadi terungkap. Sirkumsisi adalah aksi bedah minor yg tidak sedikit tergarap di seluruhnya aspek, bagus oleh dokter, paramedic ataupun oleh dukun ( bengkong, bong supit).
Tujuan sirkumsisi, terkecuali guna pembuatan ibadah aqidah / apel, masih kepada
alasan medis yg dimaksudkan pada :
1. memelihara hygiene penis bermula smegma dan sisa-sisa urine.
2. menaungi terjadinya ketimbis buat glands atau preputium penis (balanoposthitis). dampak bagi terjadinya nanah traktur urinarius (ISK) bagi anak-anak usia 1 th yg belum disirkumsisi 10 kali lipat mulai sejak yg telah dilakukan sirkumsisi. kenaikan efek ini berjalan tip kolonisasi kuman-kuman pathogen bersumber air seni diaatara glands penis dan level kulit preputium bidang dalam.
3. menghalangi terjadinya kanker penis. Iritasi kronis galand penis dgn smegma dan balanitis barah( yakni elemen predisposisi terjadinya kanker penis. Kanker penis cenanga berjalan kepada wong yg sudah disirkumsisi.
Indikasi pada dilakukan sirkumsisi ialah seperti terselip di lembah ini:
1. Fimosis di mana preputium tak bisa ditarik ke proximal lantaran lengket bersama gland penis diakibatkan oleh smegma yg terkumpul diantaranya.
2. Parafimosis di mana preputium yg sudah ditarik ke proximal, tak bisa dikembalikan tambah ke distal. karenanya mampu berlangsung udem bagi kulit preputium yg mengapit, setelah itu berlangsung iskemi bagi glands penis remunerasi jepitan itu. usang kelamaan glands penis mampu nekrosis. bagi pertanyaan parafimosis, aksi sirkumsisi mesti serta-merta dilakukan.
3. Balanitis recurrent
4. Kondiloma akuminata, ialah sebuah lesi pre kanker kepada penis yg diakibatkan oleh HPV (human papiloma virus). Karsinoma sel squamosa guna preputium penis, namun dilaporkan berlangsung rekurensi local untuk 22-50% hal.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin yang anda rasakan, jangan ragu untuk bertanya pada kami karena isi konsultasi aman terjaga, privasi pasien terlindugi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi hotline di (021)-62303060 untuk berbicara dengan ahli Klinik Apollo, atau klik website bawah ini untuk berkonsultasi dengan ahli klinik Apollo.
Rumah sakit sunat andrologi jakarta | Pengobatan kulup panjang dengan sunat laser
Biaya Sunat di Jakarta hospital | Metode sunat modern
Chat Online | Free Consultasion
Untuk pengobatan sempurna segera kunjungi klinik kami di jakarta pusat atau telp 021-62303060 untuk berkonsultasi atau melakukan pengobatan.
BalasHapus